Walaupun anak-anak
Mak Recok belum memasuki usia pernikahan, tapi persiapan menuju jenjang
itu sudah harus dilakukan sejak kini. Bukan masalah curi mencuri start. Ini bisa sama kasusnya dengan
merancang memiliki bayi. Tahap pertama adalah bagaimana mencari jodoh/bakal
calon orang tua anak kita. Jadi memang segala hal dalam hidup ini harus
direncanakan bukan?
Maka saat membaca note teman SMPnya di Face Book, bagaimana
si temannyanya ini mencari calon menantu di jalan raya, mak Recok langsung
setuju.
Sepertinya melakukan seleksi calon menantu di jalan raya
menjadi hal yang tepat untuk masa ini. Kamu bisa menilainya mulai dari Calmen
(Calon menantu) menyalakan mesin. Apakah telingamu bisa menangkap kata
bismilah? Doa berpergian? Doa nabi Nuh saat menjalankan bahtera? Kamu bisa
membuat kolom point dalam isian penilaian.
Semakin panjang doa, semakin besar poinnya.
Tenang bu, point yang besar pada doa belum tentu membuat dia
lolos. Karena jangan lupa, kita menaruh juda point minus untuk setiap kesalahan
teknis di jalan raya.
Bawa Calmen ibu/bapak ke jalur-jalur neraka kotamu.
Setidaknya kita bisa mendapat sedikit gambaran bagaimana dia bersabar
menghadapi kemacetan. Bagaimana etikanya di jalan raya. Sekalipun dia menyalakan
music jazz bosasnova/fusion/blues favorit
ibu/bapak, dan menyediakan aneka jajanan cemilan sepanjang jalan, dan
tak lupa mengisi bensin penuh, dan tak lupa berulang kali menawarkan :
“bubur ayam, Bu?” “star buck coffee?”
“Pecel?” “Ketoprak”… dan aneka menu sarapan lainnya…
Jangan sekali-kali terlena, tergiur. Tetaplah konsentrasi
dengan bagaimana dia ‘di jalan raya’.
Apakah
kata-kata “F***k you” atau, “Anj**t” dan
asesories kata sumpah serapah lainnya keluar dari mulutnya saat pengendara lain
nyalip, belok tanpa lampu singh, macet tanpa henti? Atau mobil mogok?
Saya kira itu semua
terlalu berlebihan, usia siap menikah, tentunya telah dijauhkan dari kata-kata
yang biasa keluar dari ABG. Tapi kau akan tahu bagaimana dia menanggapi semua
itu bukan?
Aku jadi penasaran, bagaimana respon Calmenku bila di tengah
kemacetan tiba-tiba aku bilang begini:
“Maaf, ibu pengen pipis, bisa carikan tempatnya?”
Atau dengan lebay, aku mulai bergaya tiba-tiba kena maag
aku: “Hoek… Hoek…”
Sungguh membuat penasaran responnya akan seperti apa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar