Selasa, 01 April 2014

DALEUMAN MAK RECOK



Bila kau biasa berpergian, pengaturan CD (Celana Dalam-bra/daleuman) mungkin hal remeh temeh. Tapi bagiku tetep saja, pengaturan barang tabu memerlukan kejelian dalam memanagenya dalam berpergian. Karena penjemuran di tempat yang salah dapat mengundang para (kelainan sek penyuka dalaman), atau mengundang lalat jika tritmen pencuciannya salah. Bagaimanapun juga melihat dalaman berkibar-kibar penuh semangat karena angin kencang atau melambai-lambai merayu karena  angin sepoi-sepoi, adalah yang merisihkan suasana hati bagi pemilik pikiran tak stabil dengan mata jelalatan.

 
Pengalaman pertamaku dulu adalah saat kuliah lapangan. Dosenku tanpa merasa malu menjemur CDnya di atas semak. Cukup mencolok, mengingat ukurannya yang ekstra gede, dan inisial namanya yang ditulis besar dengan spidol hitam. Seolah semak itu tiba-teba menjadi tempat keramat, dikelilingi oleh garis kuning polisi. Setiap orang yang melaluinya akan memandangnya dengan takjub. Aneka hipotesa pun bergulir saat celana tersebut dihinggapi beberapa jenis belalang, capung, keeping. Mahasiswa yang sok ilmiah mengeluarkan teori baru, bahwa

1.        selembar CD ternyata mampu menjadi ekosistem baru!

2.        CD tersebut mengandung zat atractan yang mampu mengundang para serangga, kelak CD tsb (berikut kimianya) dapat digunakan untuk menangkap jangkrik untuk kebutuhan para pecinta burung.

3.       Karena CD itu bisa menarik serangga, berarti bisa menarik burung juga, jadi secara tidak langsung, CD ini bisa dipakai untuk menjebak/menngkap burung! Jadi aku tak akan kaget atau aneh bila tiba-tiba ada produk baru di lejel home shoping dengan  bunyi: “hanya dengan CD ajaib! Dapatkan aneka burung dari alam liar! Kenikmatan menjebaknya jauh lebih sensational dibanding menangkap ikan dengan kail mutakhir!”

 Memang waktu kuliah dulu senang sekali berandai-andai bukan, tapi andai-andai seperti itulah yang memelihara jiwa inovator di kalangan anak muda.

 Kembali tentang CD. Saat pengalaman berhaji, rombongan itu terdiri dari mak-mak, nenek-nenek pelosok yang kadar kecuekan thd nilai etika pengaturan CD. Saat akan menjalankan rukun haji Arafah Mina, kami berkumpul di ruang tengah maktab kami. Selama pengajian tak heran aku menangkap resah gelisah dijjaran nini-nini belakang. Apalagi saat kami akan sholat berjamaah. Kegelisahan itu mulai mengeluarkan suara. Bagaiamana tidak, di depan imam berdiri berjejerlah CD-CD para nini-nini, lengkap dengan inisianya. Jadi bila kau mencapai kekhusukan, hebat sekali, karena aku piker, saat terhening, orang tentu membaca inisial itu,dan jadi tahu ni CD si mak A, CD si mak B.. alamak…

Saat aku mengambilakan CD anakku dari depan kos-kosan anakku, cukup bingunglah aku, bagaiamana aku tahu yang mana milik anakku, karena taka da inisial nama di sana. Nanti aku sarankan saja biar kasih inisial siapa yang dia suka. Missal putriku kini sedang menyukai Iskandar Widjaya, beri saja inisial itu di CDnya. Cukup untuk kamuflase kan? Tapi aku rasa kok memalukan ya?

 

 

 

Tidak ada komentar: