Kamis, 10 Mei 2012

Mak Recok: Spekulasi Sukhoi

Tragedi Jatuhnya pesawat Sukhoi super jet 100 yang membawa 47 penumpang  di Gunung Salak telah menuai kontroversi berhari-hari.

Spekulasipun bermunculan karena berbagai kejangalan:
  1. Pilot meminta turun hingga ketinggian 5000 kaki, adahal diketahui pegunungan itu ketinggiannya mencapai 7000-an m.
  1. Emergency locator transmitter (ELT) frekuemnsi 406 tidak bekerja. Saya juga tidak mengerti kenapa tidak bekerja. Saat dikoordinasikan dengan Singapura dan Australia, diketahui bahwa mereka  juga tidak mendapat sinyal darurat.
  1. Gagalnya sistem navigasi pesawa. Semestinya pesawat secanggih Sukhoi super jet 100 dilengkapi dengan sistem navigasi yang dapat memandu melalui peta 3 dimensi. Hingga tidak masalah pesawat akan diterbangkan di mana saja, di pegunungan atau sekedar di atas hamparan pasir.
  1. Pembajakan tak lama setelah Sukhoi Superjet 100 dinyatakan hilang. Spekulasi itu muncul terkait dengan sejumlah kasus terorisme di Indonesia. Sebagaimana yang diributkan oleh sejumlah media Rusia.
  1. Sabotase/ perang bisnis. Karena bisnis ini menyangkat dana besar dan berkelanjutan. Kartika Airlines telah memesan sebanyak 30 pesawat Sukhoi Superjet 100 pada Juli 2010 lalu dan pengiriman pertama pesawat itu dijadwalkan pada September 2012. Perjanjian jual-beli pesawat senilai 38 juta dollar AS untuk setiap pesawat itu dilakukan pada acara kedirgantaraan di London, Inggris
Menanggapi keseriusan ‘kemungkinan’ yang dapat menyebabkan keretakan hubungan dagang hingga diplomasi muncul pula joke:

Kedubes Rusia protes keras kepada kedubes RI sehubungan dengan kecelakaan pesawat jet Sukhoi 100, dikarenakan tidak pernah ada pemberitahuan sebelumnya bahwa di Indonesia ada salak segede gunung :=)

O-Tuhan, Teganya orang-orang melucu atas kematian 47 orang, dan keseriusan masalah ini.

Semuanya bisa menjadi keniscayaan bukan?
Semestinya pihak Sukhoi atau penjual manapun menambah kemampuan deteksi cuaca aliran fluida yang selalu terjadi secara ajaib di atas udara sana terlebih lagi di pegunungan.  

Tidak ada komentar: